60 Ponton Siap Menggerogoti Marbuk-Kenari: Bukti Nyata Negara Takluk di Hadapan Mafia Tambang Bernama IR dan Is, Sumber Mereka Berdua Berkoordinasi Oknum Polres Bateng.

Berita33 Views
banner 468x60

 

 

banner 336x280

 

 

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Joker – Merah,com – Koba – Kolong eks PT Kobatin di Marbuk dan Kenari kembali memanas. Kali ini, bukan sekadar rumor—tetapi gerakan terorganisir, terang-terangan, dan brutal dari jaringan tambang ilegal yang sudah lama dikenal publik. Sabtu (21/6/2025).

 

Jika situasi ini terus dibiarkan, dalam hitungan hari, lebih dari 60 ponton akan merampok isi perut bumi tanpa izin dan tanpa kendali. Negara diam. Aparat bungkam. PT Timah dan Pemkab Bangka Tengah tak berkutik.

 

Di balik maraknya tambang ilegal ini, muncul kembali dua nama lama: Is (alias “Sultan Koba”) dan Ri, tokoh muda asal Nibung yang dikenal licin dan kebal hukum. Sumber menyebut, keduanya sudah menjalin “koordinasi” dengan oknum aparat Polres Bangka Tengah.

 

Yang mengejutkan, kali ini mereka tak bergerak sendiri. Nama Yi, petinggi organisasi kepemudaan yang dikenal dekat dengan Bupati Algafri Rahman, serta SN, anggota aktif TNI AD dari Korem 045/Gaya, diduga turut menjadi “garansi keamanan” di lapangan.

 

“Kami sempat tegur, malah ditantang. Katanya, ‘Silakan lapor ke mana saja, kami tetap jalan.’ Ini bukan tambang, ini operasi raksasa yang didukung kekuatan bersenjata,” kata warga yang frustasi.

 

Hasil tambang dari kolong ilegal ini dibeli Rp90 ribu/kg. Namun, 20% langsung dipotong sebagai “jatah koordinasi” mengalir ke koordinator, aparat, hingga aktor-aktor pelindungnya. Dugaan makin kuat ketika diketahui, hasil timah ini ditampung oleh pihak yang diduga merupakan perpanjangan tangan dari PT MSP.

 

Sementara masyarakat sekitar, yang harus hidup di tengah kerusakan lingkungan dan ancaman banjir, tak mendapatkan sepeser pun.

 

Sampai berita ini diturunkan, tak ada satu pun respons atau tindakan nyata dari PT Timah Tbk selaku pemegang IUP, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, maupun pihak kepolisian. Ketika mafia tambang semakin terang-terangan, negara justru seolah tak berdaya atau tak mau berdaya.

 

Kolong Marbuk dan Kenari kini menjadi cermin memalukan atas bobroknya penegakan hukum di Indonesia. Jika negara terus absen, maka kerusakan alam akan disusul oleh kerusakan sistem hukum dan legitimasi pemerintahan itu sendiri.

 

Saat mafia tambang bersatu, rakyat hanya bisa berharap satu hal: Negara jangan menjadi musuh rakyat hanya karena tak berani melawan mafia.

Tim.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *